Sinopsis Novel Fiksi Ilmiah: Misteri Rumah Wonosari
📅 LATAR WAKTU CERITA: MASA DEPAN INDONESIA, TAHUN 2048–2050
Novel ini berlatar di masa depan, sekitar dua dekade setelah tahun 2025. Pada periode ini, Indonesia telah mengalami kemajuan besar dalam bidang teknologi, energi, dan pertahanan ilmiah. Namun kemajuan tersebut juga menimbulkan risiko baru: perhatian dari pihak asing, termasuk jaringan intelijen, korporasi transnasional, dan organisasi global yang menyusup diam-diam.
Nama-nama lokasi dalam novel ini merujuk pada tempat nyata di Indonesia, namun seluruh kisah dan teknologi—seperti MODULA, Inti Nusantara, Elemen 117, hingga sistem geoenergi bawah laut—adalah fiksi ilmiah yang dikembangkan berdasarkan proyeksi masa depan.
Cerita ini adalah perpaduan antara imajinasi dan harapan, serta peringatan akan pentingnya menjaga kedaulatan ilmiah bangsa.
🌌 MISTERI RUMAH WONOSARI
Sebuah Novel Petualangan Detektif Ilmiah di Indonesia Masa Depan
Lima saudara jenius dari keluarga ilmuwan kembali harus berpindah kota. Kali ini, mereka menempati rumah tua peninggalan kolonial di lereng Gunung Kidul—sebuah rumah yang menyimpan teka-teki yang tidak pernah tercatat di buku sejarah mana pun.
Di balik lantai yang berderit dan ruang bawah tanah tersembunyi, terungkaplah proyek geoenergi rahasia yang dibekukan pemerintah puluhan tahun silam. Saat suara-suara aneh dan sinyal tak dikenal mulai muncul dari dalam bumi, petualangan dimulai.
Bersama-sama, Alya, Bayu, Rafa, Naufal, dan Icha menyibak satu demi satu rahasia: dari jaringan spiral bawah tanah hingga konspirasi organisasi asing yang ingin menguasai energi Nusantara. Namun mereka segera menyadari… proyek ini lebih besar dari yang mereka kira. Dan sejarah Indonesia belum selesai ditulis.
Apakah mereka cukup cepat menghentikan bencana?
Atau justru… memanggil sesuatu dari masa lalu peradaban yang terlupakan?

EPILOG
Langit Wonosari sore itu terasa lebih jernih dari biasanya. Rumah tua di lereng Gunung Kidul berdiri anggun dalam diamnya, seolah menyimpan senyum atas semua misteri yang akhirnya terungkap. Namun bagi Alya dan adik-adiknya, apa yang mereka temukan bukanlah akhir—melainkan awal dari sesuatu yang lebih besar.
Mereka telah membuka sistem Spiral Nusantara. Mereka telah melintasi batas antara legenda dan teknologi, antara masa lalu dan masa depan. Tapi sinyal balasan dari orbit luar bumi memberi pesan yang belum selesai dibaca.
Di pusat pemantauan Bandung, Lambda-7 diam dalam mode siaga. Namun data dari spiral terus mencatat—gelombang, pergeseran ionosfer, hingga interaksi luar angkasa. Dalam keheningan, mesin itu menyimpan satu pesan terakhir dari Prof. Retno:
“Kalau kalian membaca ini, berarti kalian sudah siap. Tapi ingat, siapa pun yang menyentuh spiral, juga membuka lembaran sejarah yang belum selesai ditulis. Bangsa yang tidak menjaga ilmunya… akan kehilangan kendali atas masa depannya.”
Bayu mematikan terminal. Naufal menggulung peta taktis. Icha menatap langit selatan, penuh bintang.
“Berarti kita belum selesai, ya?” bisik Rafa.
Alya tersenyum. “Tidak. Kita baru mulai.”
Malam itu, mereka kembali ke ruang belajar di rumah tua, membuka dokumen baru, merancang ulang peta bumi, dan menandai bintang-bintang di langit.
Karena petualangan selanjutnya… tidak lagi hanya di bawah tanah. Tapi jauh melintasi batas bumi.
Ulasan
Belum ada ulasan.