Sinopsis: Tiga Langit, Satu Cahaya
Dengan penuh syukur dan haru, saya mempersembahkan novel ini:
Tiga Langit, Satu Cahaya
Sebuah kisah tentang persahabatan remaja muslimah yang tidak hanya berbicara tentang canda dan tawa, tetapi juga luka, pencarian arah, dan cahaya yang tak pernah padam—meski diuji oleh jarak, waktu, dan badai zaman.
Novel ini ditulis bukan sekadar untuk menghibur.
Tetapi untuk menjadi pelita kecil bagi mereka yang pernah merasa lelah menjaga iman.
Untuk para remaja yang pernah bertanya:
“Bisakah aku tetap berjalan… meski tak ada yang bersamaku?”
Melalui tokoh Zahra, Kayla, dan Nisa, kita belajar bahwa persahabatan sejati adalah yang mengarahkan kita pada Allah. Bahwa cinta yang paling indah adalah cinta yang menjaga arah, bukan sekadar rasa. Dan bahwa menjadi kecil di dunia bukan berarti tak berarti di langit.
Semoga setiap halaman dari novel ini menjadi pelita,
yang menenangkan jiwa, menguatkan langkah,
dan mendekatkan pembaca kepada-Nya.
Terima kasih kepada semua pembaca, pendamping remaja, dan para pelita kecil di luar sana yang tetap bertahan dengan cahaya yang sederhana namun tulus.

Tiga remaja. Tiga cahaya. Satu arah yang tak pernah padam: pulang kepada Allah.
Zahra, Kayla, dan Nisa adalah tiga sahabat yang dipertemukan oleh langit pesantren, dipersatukan oleh cinta pada Al-Qur’an, dan diuji oleh badai zaman yang diam-diam menyusup ke dalam hati.
Di balik canda mereka, ada luka yang belum sempat sembuh.
Di balik tawa mereka, ada doa yang tertahan dalam sepi.
Dan di balik persahabatan mereka, ada iman yang terus diuji oleh ragu, jarak, dan godaan dunia yang gemerlap.
Tapi saat pelangi mulai memudar, mereka menyadari…
Bahwa ukhuwah sejati bukan yang selalu berdampingan,
melainkan yang tetap menjaga arah meski langkah tak lagi sejalan.
Melalui kisah yang penuh makna dan bahasa yang menenangkan,
Pelangi di Senja Pengharapan adalah cermin bagi jiwa-jiwa muda yang sedang tumbuh—yang ingin tetap lembut di dunia yang keras, ingin tetap setia di tengah arus yang liar, dan ingin tetap menjadi pelita… walau kecil dan sunyi.
Sebuah novel islami remaja yang tidak hanya menyentuh hati,
tetapi juga mengajarkan cara mencintai Allah dalam diam,
dan menjaga sahabat dalam doa.
📘 Untukmu yang pernah lelah menjaga iman,
dan bertanya:
“Bisakah aku tetap menyala…
meski sendiri?”
Ulasan
Belum ada ulasan.