Keunggulan Membeli File Download di sebacaindonesia.com
- Gambar orisinal, bukan rekayasa AI
- Gambar legal karya Kak Nurul Ihsan dan tim
- Gambar lebih jelas dan tidak buram
- Gambar berkualitas 300 dpi
- Gambar tanpa watermark
- Lebih berkah dan bermanfaat ilmunya
- Lebih mudah dan praktis
- Printable sesuai kebutuhan
- Akses selamanya
Informasi Tambahan:
- Baca keterangan produk dengan teliti sebelum membeli serta jangan sungkan untuk bertanya kepada admin agar tidak keliru dalam proses pembeliannya.
- Membeli berarti setuju dengan syarat dan ketentuan kami.
- Semua produk digital yang dibeli hanya untuk koleksi atau kebutuhan sendiri/keluarga, tidak diperjualbelikan atau dishare kembali ke publik, terkecuali melakukan perjanjian khusus lisensi dengan pihak Penerbit Yayasan Sebaca Indonesia. WA 08156148165. email: cbmagency25@gmail.com
Nabi Ibrahim Tinggal di dalam Gua Saat Masih Bayi
- Naskah & Desain: Kak Nurul Ihsan
- Ilustrasi: Dini Tresnadewi & Aep Saepudin
- QS. Al-An’am: 74-79
Terdengar suara tangis seorang bayi laki-laki. Suaranya begitu kencang sehingga dapat membuat siapa saja yang mendengarnya iba.
Namun, tidak ada yang mendengar suara tangisannya.
Bayi itu berada di dalam sebuah gua yang terletak di dalam hutan.
Bayi tersebut begitu kesepian di gua yang gelap.
Tiba-tiba, tangisan bayi itu terhenti.
Rupanya bayi itu kelelahan karena terlalu lama menangis.
Kemudian, bayi itu tertidur pulas sambil mengisap jari-jarinya.
Setelah hari itu, tidak terdengar lagi suara tangisnya.
Yang ada hanya suara tawa bahagia.
Ternyata bayi itu adalah Ibrahim.
Ibrahim berada di dalam gua karena terpaksa.
Orangtua Ibrahim terpaksa membuang Ibrahim ke dalam hutan karena tidak ingin bayinya itu dibunuh oleh tentara Raja Namruz.
Raja Namruz mengeluarkan peraturan bahwa di negaranya tidak boleh ada keluarga yang merawat bayi laki-laki.
Apabila lahir seorang bayi laki-laki, bayi itu harus dibunuh.
Raja Namruz mengeluarkan peraturan tersebut karena dia merasa cemas bahwa suatu hari nanti akan ada seorang laki-laki dari bangsanya yang akan menghancurkan kerajaannya.
Orangtua Ibrahim tidak mau melihat bayinya dibunuh.
Oleh karena itu, terpaksa mereka membuangnya ke dalam gua.
Semenjak itu, ibunda Ibrahim selalu memikirkan bayi laki-lakinya.
Azar, suaminya selalu berusaha menghibur istrinya. ***
Ulasan
Belum ada ulasan.